Yuk, Belajar Investasi

Saya lagi excited banget baca2 soal investasi. Gara2 follow Mbak Ligwina Hananto di twitter. Sampe sempet mata jereng gara2 baca satu artikel yang komentarnya sampe ratusan, dan itu saya baca smuanya, saking penasarannya.

Sebenernya, smua berawal gara2 si unitlink. Haaaaa!!! Iyeeh, saya beli unitlink. Dan cukup berasa ditamparin pas baca2 blog pakar2 keuangan semacam QM Financial, Aidil Akbar, blognya Mas Priyadi, dsb soal unitlink. Yang jadi agen, gausah wasting time ngajakin saya debat soal unitlink yah. I just wanna say, that unitlink doesn't suit my needs. So I closed it. Lumayanlah rugi 5 jutaan. Tapi saya ambil hikmahnya ajah. Anggap aja duit belajar, and that 5 million to remind me how dumb I was, whereas all the information I need is provided by the internet. Tapi, kalo waktu itu saya gak beli unitlink, I guess I wouldn't be at this point learning about true investment :)

Kenapa saya bilang true investment? Maksudnya naro duit di wadah yang emang fungsinya buat invest. Kalo asuransi, itu fungsinya untuk proteksi. And if you think combining both of them is a great idea, then you should push yourself to google and read a little bit more about it :)

Saya juga baru2 ini taunya, kalo yang namanya menabung dan berinvestasi itu beda. Baru tau juga dengan duit seratus ribu perak, kita udah bisa beli reksadana. Baru ngeh kalo produk investasi itu bukan cuma melulu deposito atau valas, padahal dulu pas kuliah saya ikutan komunitas pasar modal dan belajar soal saham, reksadana dan kawan2nya. Baru tau juga kalo kita tuh butuh banget Dana Darurat (which, sadly, I dont have it at the moment). Baru deg2an setelah menyadari kebutuhan anak di masa depan itu bikin pengen ngorek2 tanah nyari harta karun.

Dan masih banyak lagi tuh baru taunya. But this is kinda fun. I kinda excited about this financial plan thingy. Walopun excitementnya bisa tiba2 ilang begitu di share sama si pacar karna harus bisa mertahanin argumen. Heuheu. Tapi ini penting loh. Seriously, masalah keuangan, terlebih lagi financial plan, itu harus banget didiskusikan dalam rumah tangga.

Yak, so finally I bought mutual fund couple weeks ago. Sambil nyusahin si CSnya dulu tentunya, nanya2 ini itu soal reksadana yang dijual sama Bank Mandiri. Kenapa Bank Mandiri? Simply karna saya punya account disitu, itu aja kok, temen2 saya sih banyaknya beli di Bank Commonwealth, pilihan reksadananya lebih banyak (kalo gak salah ya).

FYI, reksadana yang saya beli namanya Mandiri Investa Dana Obligasi II. Ini termasuk reksadana pendapatan tetap. Jadi returnnya juga gak gede2 amat sih (tapi lebih gede dari deposito tentunya). Investasi awal minimal 500 ribu, investasi selanjutnya minimal 100 ribu. Nggak ada biaya pembelian dan gak ada biaya penjualan kembali. Jadi bisa kapan aja diredeem dan lebih kaya nabung, tapi gak ada biaya, tapi lagi, ADA RISIKOnya. :)

Oh, iya, I just read about this post by Farah Dini Novita. Ceritanya soal office boy di kantornya, yang udah beli reksadana. Salut deh ama tu OB. Saya aja baru sekarang nyadarnya kalo nabung aja gak cukup to fulfill our needs in the future.